Sabtu, 01 Januari 2011

Informasi Kecelakaan Pesawat kategori 1 diIndonesia

Semua tentang aviasi diambil dari sini kalu mau tau spesifikasinya, cari ndiri, nie juga nyarinya susah, kwkwkwwkwk, alias silahkan gubang alias gabung and mmari berGEMBLUNGria banyak nyang bilang ngegemblung disini,

Berikut list beberapa kecelakaan yang terjadi di Indonesia yang menyebabkan korban meninggal lebih dari 10 orang alias kecelakaan kategori 1, :
2009

02 Agustus 2009, Merpati Nusantara Airlines with registration number PK-NVC,
A Merpati Nusantara Airlines DHC-6 Twin Otter passenger plane was destroyed when it flew into the side of a mountain during a domestic flight from Jayapura (DJJ) to Oksibil Airport (OKL). Merpati Flight MZ9760D took off at 10:15 with an estimated time of arrival at Oksibil of 11:05. The pilots were operating under visual flight rules (VFR) procedures. This required them to remain clear of cloud. Ten minutes before impact the pilot in command mentioned climbing to 10,000 feet, and stated "if we cannot go visual I will turn left". The cockpit conversations did not exhibit any signs of stress or concern until two minutes before the impact, when the copilot mentioned haze and asked the captain if he could see. Fifty seconds before impact, the copilot expressed further concern and asked about the captain's intentions, and the captain said "climb, to the left". Forty-two seconds before impact the copilot asked if it was safe on the left.
The copilot became increasingly uncertain about the safety of the flight, specifically mentioning visibility and speed. From the recorded sounds, it is apparent that 13 seconds before impact, engine power was increased symmetrically to a high power setting. The Twin Otter struck the side of a mountain at an elevation of 9300 feet.
The wreckage was located August 4 with some difficulty because the ELT was unserviceable.

CAUSES: "The pilots did not maintain visual flight procedures when flying below lowest safe altitude, and the aircraft was flown into cloud in the vicinity of gap north west of Oksibil. The accident was consistent with controlled flight into terrain."

20 May 2009, Registration number A-1325 The Indonesian Air Force Hercules was on approach to Madiun-Iswahyudi Airport when it hit four houses before skidding into a rice field. It burst into flames on impact. Antara news agency reports that fifteen occupants survived the accident. Earlier reports indicated that the airplane carried 14 crew members and 98 passengers. Kompas.com reported a confirmed number of fatalties of 96. It's unclear if this figure includes two or three reported ground fatalities.

06 April 2009, The Indonesian Air Force Fokker F-27 registration number A-2703 was returning to Bandung (BDO) from a parachuting exercise. Six crew, an instructor and 17 special forces trainees were onboard the aircraft. On landing the airplane contacted a hangar near the runway 29 threshold. Sources in Indonesia reported to Kompas.com that there was a 20-knot crosswind at the time of the accident.


2008

26 Juni 2008, A CASA C-212 registration number A-2106 Aviocar military transport plane, operated by the Indonesian Air Force, was destroyed when it crashed into dense forest near Salak Mountain in West Java, Indonesia. None of the five crew members and thirteen passengers survived the accident.



2007

07 Maret 2007, Pesawat dengan registrasi PK-GZC milik maskapai Garuda Indonesia terbakar di Bandara International Adi Sutjipto ketika akan landing. Kejadian ini pastinya sangat memukul bagi pemerintahan Indonesia dan GA waktu itu. Pesawat Boeing 737-400 tersebut terbakar ketika landing dan mengakibatkan 21 orang kehilangan nyawanya. Saksi mata mengatakan api dipicu dari meledaknya ban depan saat mendarat sehingga menjalar ke badan pesawat. Dilaporkan pula bahwa badan pesawat terbelah memanjang dari bagian kabin hingga ekor pesawat, sementara salah satu sayap pesawat pecah dan terbelah

01 Januari 2007, Pesawat milik maskapai Adam Air hilang di atar perairan makasar, Pesawat Boeing 737-400 dengan registrasi PK-KKW ini jatuh ke dalam perairan dalam Majene, ketika terbang dari Surabaya menuju Manado. Seluruh penumpang dan kru dinyatakan meninggal, total semuanya yang meninggal adalah 108 orang. Penyebab kecelakaan seperti yang diumumkan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) adalah cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS), dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat.

2005

05 September 2005, Pesawat boeing 737-200 dengan registrasi PK-RIM milik maskapai Indonesia Mandala Jatuh di bandara Polonia Medan, setelah gagal take off. Korban Berdasarkan beberapa sumber 100 orang ditambah 44 orang penduduk setempat. Kecelakaan terjadi pada sekitar pukul 09.40 WIB saat pesawat sedang lepas landas. Pesawat tersebut lepas landas dalam posisi yang tidak sempurna dan lalu menabrak tiang listrik sebelum jatuh ke jalan dan menimpa rumah warga yang terletak hanya sekitar 100 meter dari bandara.

2004

30 November 2004, pesawat MD-82 milik Lion Air dengan kode penerbangan JT 538 tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Adisumarmo di Solo dan menewaskan 26 orang. Pesawat tersebut lepas landas dari Jakarta dengan tujuan Surabaya (transit di Solo) pada pukul 17.00 WIB sambil membawa 146 penumpang. Menurut penuturan salah seorang penumpang, cuaca pada saat keberangkatan sudah buruk karena adanya hujan besar disertai petir. Saat pendaratan pada sekitar pukul 18.15 WIB, menurutnya, pesawat terasa seperti tidak dapat dihentikan dan akhirnya masuk ke sawah di bandara sebelum akhirnya berhenti di dekat kuburan.

Berdasarkan hasil investigasi penyebab kecelakaan adalah karena landasan pacu yang tergenang air atau peristiwa yang dikenal sebagai hydroplanning sehingga pesawat tergelincir dan tidak dapat dikendalikan.

1997

19 Desember 1997, SilkAir Penerbangan 185 adalah layanan penerbangan komersial rutin maskapai penerbangan SilkAir dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, Indonesia ke Bandara Changi, Singapura. Pada tanggal 19 Desember 1997, sekitar pukul 16:13 WIB, pesawat Boeing 737-300 yang melayani rute ini mengalami kecelakaan jatuh di atas Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Seluruh 104 orang yang ada di dalamnya (97 penumpang dan 7 awak kabin) tewas, termasuk pilot Tsu Way Ming dan kopilot Duncan Ward. Penyebab masih dalam perdebatan.

26 September 1997, Garuda Indonesia Penerbangan GA 152 adalah sebuah pesawat Airbus A300-B4 yang jatuh di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, Indonesia saat hendak mendarat di Bandara Polonia Medan pada 26 September 1997. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 222 orang dan 12 awak dan hingga kini merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah Indonesia. Saat terjadinya peristiwa tersebut, kota Medan sedang diselimuti asap tebal dari kebakaran hutan. Ketebalan asap menyebabkan jangkauan pandang pilot sangat terbatas dan cuma mengandalkan tuntunan dari menara kontrol Polonia, namun kesalahmengertian komunikasi antara menara kontrol dengan pilot menyebabkan pesawat mengambil arah yang salah dan menabrak tebing gunung.

17 Juli 1997, Pesawat Fokker F-27 Friendship 600 dengan registrasi PK-YPM milik Trigana Air Service, opf. Sempati Air mengalami kecelakaan di Bandung dengan korban Jiwa sebanyak 28 orang. Detil tentang kejadian ini saya belum dapat sumbernya.

1993

01 Juli 1993, Pesawat Fokker F-28 Fellowship 3000 dengan registrasi PK-GFU milik Merpati Nusantara mengalami kecelakaan dengan jumlah korban 41 orang. Pesawat ini mengalami kecelakaan di Sorong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar